Kawan, sahabat, rakan, geng, saing, teman, dan bermacam istilah diberikan untuk orang yang boleh berkongsi jiwa dan rasa. Begitu jugalah yang dapat memberikan 'sesuatu' pada diri sendiri. Samada berbentuk input rohani, jasmani, atau juga input buah fikiran.
Kawan amat kuat pengaruhnya pada diri individu. Tambahan pula yang baharu hendak kenal dunia, yang baharu hendak bertatih dalam alam yang selama ini 'asing' bagi dirinya. Dan begitulah siapa sahaja yang berada di sekeliling berpotensi untuk menjadi seorang kawan. Samada beliau boleh diharap atau diri sendiri yang tinggal berharap.
Cuba tanya sendiri - dalam beberapa waktu ini, masih ada atau tidak hubungan hati dengan mereka yang dipanggil kawan, teman, sahabat dan yang sewaktu dengannya itu? Atau sebenarnya perlahan-lahan ingatan terhadap mereka semakin menghilang di telan waktu? Dan jangan terkejut terkadang tiba-tiba menerima sms dari kawan yang dahulu tidak kunjung berita. Cuma kali ini tujuan menyapa adalah untuk membawa 'bisnes punya cerita'. - Sekiranya ini pernah menimpa juga - sabarkanlah dulu jiwa. Semoga ALlah menenangkan hati kita setenang-tenangnya dengan kawan seperti ini.
Untuk mencari kawan memang mudah (ini bagi yang peramah), atau sukar (bagi yang masih 'berat mulut', mungkin juga malu kerana jarang berhubungan dengan manusia) adalah dari diri sendiri juga datangnya. Malahan tentu guru di sekolah pernah berceloteh panjang bercerita tentang bagaimana cara mencari seorang kawan atau teman. Atau ibu dan ayah pernah menasihati 'cari kawan yang macam nih', jangan berkawan dengan orang yang macam itu'. Selagi nasihat dijadikan bekalan insya ALlah selamatlah diri dalam menyelusuri kehidupan. Tetapi jika perkataan yang baik itu hanya lepas di pelipis telinga, takut bahaya sedang menanti di hadapan sana.
RasuluLLah pernah bersabda yang bererti :
"Seseorang itu akan mengikuti agama sahabatnya, oleh kerana itu, setiap orang dari kamu sekalian hendaknya memperhatikan siapa yang ia jadikan sebagai teman(Hadith riwayat At Tirmidzi, Abu Daud dan Ahmad)
Teman yang berbau wangi atau berbau besi
Telah disebutkan oleh Habib AbduLlah bin Alwi al Haddad :
Sabdaan RasuluLLah sallaLLahu 'alaihi wasallam yang bererti :
Sabdaan RasuluLLah sallaLLahu 'alaihi wasallam yang bererti :
(Hadith riwayat Bukhari dan Muslim dengan matan sedikit berbeza)
"Permisalan teman duduk yang baik adalah seperti penjual haruman misk (wangian yang paling mahal dan harum). Boleh jadi dia memberimu, atau engkau membeli wangiannya atau engkau mencium keharuman wangiannya. Sedangkan misalan teman duduk yang buruk adalah seperti tukang besi. Boleh jadi dia membakar pakaianmu, atau engkau akan mencium aroma busuk darinya "
Barangsiapa yang ingin mengetahui bagaimana pengaruh pergaulan dengan temannya tersebut apakah ia dapat menguatkan iman, kesedaran beragama dan amalnya, ataupun sebaliknya. Maka hendaklah bandingkan keadaannya setelah bergaul dengan orang itu dengan keadaan sebelum ia bergaul dengannya.
Jika setelah bergaul dengannya ternyata sendi iman, akhlak, niat-niat baik untuk beramal semakin kuat dan kukuh. Sedangkan keburukan dan kejahatannya semakin kecil, maka pergaulan dan persahabatannya itu bermanfaat bagi agama dan hatinya. Jika pergaulan itu diteruskan, maka Insya aLlah ia akan memperolehi manfaat yang sangat besar dan kebaikan yang sangat banyak.
Jika setelah bergaul dengannya ternyata sendi-sendi keagamaannya menjadi semakin lemah dan menurun, sedangkan kejahatan dan keburukannya semakin banyak. Maka pergaulan tersebut telah membahayakan agama dan hatinya secara nyata. Sekiranya pergaulan tersebut dilanjutkan, maka akan membawa keburukan dan bahaya besar baginya. Semoga ALlah melindungi kita darinya.
Timbanglah semua pergaulan dengan apa yang telah kami sebutkan di atas. Dan perlu diketahui, ketentuan di atas berlaku sesuai dengan mana yang lebih kuat.
Ertinya, selama kebaikan lebih kuat, maka diharapkan pergaulan tersebut mampu menarik orang-orang jahat untuk menjadi baik. Dan selama keburukan lebih kuat, maka dikhuatiri orang baik yang bergaul dengan penderhaka tersebut akan mengikutinya dan menjadi buruk.
Permasalahan ini sangat pelik, orang-orang yang memiliki mata hati yang jernih akan memahaminya. Diperlukan waktu yang banyak untuk membahaskannya secara terperinci.
Habib AbduLLah bin Alwi al Haddad, Al Fushulul Ilmiyyah Wal Ushulul Hikamiyyah, Darul Hawi, cet 2, 1998, hal 106.
Tunggulah juga, di waktu dalam kesusahan, di waktu datangnya ujian, di waktu datang kesedihan. Akan dikenal siapa kawan dan siapa lawan. Biarpun mungkin satu hari nanti bila terjadi 'kekecohan' dengan kawan. Berikan sedikit ruang di dalam hati untuk memaafkan. Masa terlalu sempit untuk berlama-lama dalam bermusuhan.
1 ulasan:
mungkin jugak..
Catat Ulasan