tag:blogger.com,1999:blog-4828748661816057101.post4701790364140040608..comments2024-03-06T15:46:03.216+08:00Comments on Tahu, Faham & Amal: Benarkah Tuduhan Zikir Karut Minta Tolak Syurga ?Unknownnoreply@blogger.comBlogger6125tag:blogger.com,1999:blog-4828748661816057101.post-24192316410778541942013-05-16T10:55:17.520+08:002013-05-16T10:55:17.520+08:00Ana merasakan zikir ini adalah sesuai dengan firma...Ana merasakan zikir ini adalah sesuai dengan firman Allah SWT:<br /><br />Katakanlah: "Mahukah Kami khabarkan kepada kamu akan orang-orang yang paling rugi amal-amal perbuatannya? (Iaitu) orang-orang yang telah sia-sia amal usahanya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahawa mereka sentiasa betul dan baik pada apa sahaja yang mereka lakukan"<br />(Al-Kahfi 18:103-104) Zil-Ihsanhttps://www.blogger.com/profile/14168124989350794169noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4828748661816057101.post-34820878260328554952012-10-15T15:41:47.812+08:002012-10-15T15:41:47.812+08:00Hati keras...
Kalau ikut kata2 Imam Syafie ni, ke...Hati keras...<br /><br />Kalau ikut kata2 Imam Syafie ni, kesimpulannya hati yang keras sebab tak belajar bahasa...<br /><br />Org yg mempelajari al-Quran<br />nilainya akan lebih tinggi<br /><br />Org yg mempelajari fiqh<br />wibawanya akan naik<br /><br />Org yg menulis hadis<br />hujahnya menjadi kuat<br /><br />Org yg mempelajari matematik<br />fikirannya menjadi jernih<br /><br />Org yg mempelajari BAHASA<br />HATINYA AKAN LEMBUT<br /><br />& org yg tdk dpt menjaga dirinya<br />ilmunya tdk akan bermanfaat<br /><br />-Kata2 Imam Syafi<br /><br />Wallahu a'lamMuhamad Hafizuddin bin Alihttps://www.blogger.com/profile/06739854110929644473noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4828748661816057101.post-63367700501982903712012-05-19T21:00:50.185+08:002012-05-19T21:00:50.185+08:00bukannya tak mahu..tp rasa diri tak layak..siapala...bukannya tak mahu..tp rasa diri tak layak..siapala kita d sisi ALLAH..walau ''sehebat''manapun kita,takkan dpt menandingi ALLAH yang maha tinggi...itula kerendahan diri yg patut d tunjukkan kpd maha pencipta..mukminhttps://www.blogger.com/profile/04847723243521792138noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4828748661816057101.post-56717015102988721752011-12-10T10:32:45.613+08:002011-12-10T10:32:45.613+08:00Suatu kenyataan "JAHIL MELAMPAU" oleh ke...Suatu kenyataan "JAHIL MELAMPAU" oleh kedua Wahhabiyun ini atau mana2 yang bertanggapan seperti mereka. <br />Kenyataan mereka mencerminkan kedangkalan dan kejahilan pemahaman mereka terhadap ugama. Bahasa yang tepat ialah "WAHHABI BODOH". Rujuklah kisah Rabiatul Adawiah untuk lebih memahami hakikat Taat dan Takwa.Krongthip Mahalakornhttps://www.blogger.com/profile/12259102401407230707noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4828748661816057101.post-85360425523730794662011-12-08T11:47:27.884+08:002011-12-08T11:47:27.884+08:00Keimanan yang sejati ialah keimanan yang tulus tan...Keimanan yang sejati ialah keimanan yang tulus tanpa bermotifkan sesuatu yang lain melainkan Allah SWT semata-mata. Syurga, pahala, ganjaran dan segala nikmat pemberiaan Allah SWT hanyalah perantara dan lambang keagungan dan kemuliaan Allah SWT kepada para hamba-Nya. Ianya bersifat motivasi sekaligus menjadi ujian kepada keimanan insan yang beriman. Semakin dekat dan faham ia tentang keesaan Allah SWT maka semakin mengecil pengharapan dan pergantungannya kepada yang lain. Bukan lagi kepada nikmat yang dijanjikan tetapi hanya kepada Tuhan yang menciptakan dan memiliki segala-galanya termasuklah dirinya serta segala nikmat tersebut.Abu Fathin Ar-Razyhttps://www.blogger.com/profile/00590521565912981555noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4828748661816057101.post-89687757688989462632011-12-08T11:47:01.220+08:002011-12-08T11:47:01.220+08:00Keimanan yang sejati ialah keimanan yang tulus tan...Keimanan yang sejati ialah keimanan yang tulus tanpa bermotifkan sesuatu yang lain melainkan Allah SWT semata-mata. Syurga, pahala, ganjaran dan segala nikmat pemberiaan Allah SWT hanyalah perantara dan lambang keagungan dan kemuliaan Allah SWT kepada para hamba-Nya. Ianya bersifat motivasi sekaligus menjadi ujian kepada keimanan insan yang beriman. Semakin dekat dan faham ia tentang keesaan Allah SWT maka semakin mengecil pengharapan dan pergantungannya kepada yang lain. Bukan lagi kepada nikmat yang dijanjikan tetapi hanya kepada Tuhan yang menciptakan dan memiliki segala-galanya termasuklah dirinya serta segala nikmat tersebut.Abu Fathin Ar-Razyhttps://www.blogger.com/profile/00590521565912981555noreply@blogger.com